Rabu, 10 Oktober 2018

Simak Perbedaan Grha, Graha, dan Griya

“Uraian asal mula grha, graha, serta griya yg suka buat bingung serta heran. ”

Mahasiswa yg tinggal di Jogja pastinya akrab dengan nama satu diantaranya kampus terpilih di Indonesia : UGM. Nah, beberapa orang yg kenal UGM lantas semestinya tahu suatu bangunan “maskot” untuk UGM yg kerap jadikan jadi tempat tongkrongan bernama GSP.
Baca juga : sistem pemerintahan di indonesia

Ya, GSP a. k. a. Grha Sabha Pramana.

Pertama membaca namanya, saya fikir disana ada suatu kekeliruan pengetikan. Sejauh ini, buat menunjuk pada suatu bangunan, saya memang paling sering membaca kata graha ketimbang grha, termasuk juga di kota kelahiran saya, Cilacap, ialah gedung bernama Patra Graha.
Artikel Terkait : kata baku dan tidak baku

Namun sebenernya, perbedaannya apakah sich pada graha serta grha? Bukannya sama saja? Mengapa namanya nga dibikin jadi Graha Sabha Pramana, sebagaimana pada Patra Graha atau Graha Saba Buana punyanya Jokowi di Solo?

Well, it was.

Dahulu, nama kepanjangan GSP nyata-nyatanya memang Graha Sabha Pramana, sebelum selanjutnya ditukar berubah menjadi Grha Sabha Pramana. Dalam bahasa Indonesia, kata “graha” merupakan bentuk kesalahkaprahan yg berkembang luas.

Mari kita menelusur sejarahnya, gaes~

Pertama kali, bicara bab graha serta grha bakal membawa kita dikit menyerempet kata griya. Mengapa yha?

Kata griya dalam bahasa Sanskerta berarti rumah serta ditulis grhya dengan huruf r dikasih titik di bawahnya. Ada titik ini bikin huruf r mesti dibaca jadi /ri/. Lewat kata beda, grhya dibaca /grihya/.

Tetapi, peraturan dalam bahasa Sanskerta ini tyda seluruh dimengerti oleh orang Melayu, my lov. Sebagian orang terus membacanya jadi grahya atau graha.

Bagaimana lewat kata grha? Dalam bahasa Kawi, kata grha pun sebelumnya dituliskan dengan huruf r yg dikasih titik di bawahnya. Sebagian orang membacanya sesuai sama grihya pada bahasa Sanskerta.

Tulisan grha yg kelihatan seperti kekeliruan tulisan ini lantas memajukan banyak orang buat membacanya jadi graha hingga menyebabkan salah kaprah~

Walaupun sebenarnya, kata graha sendiri datang dari bahasa Kawi yg berkembang di Jawa. Walaupun menyerupai, ke dua kata ini nyata-nyatanya punyai makna yg tidak sama.

Dalam sejumlah kamus bahasa Kawi, arti kata graha merupakan ‘sakit’ (Wojowasito 1977) dan ‘istri/suami’, ‘bintang’, ‘buaya’ (Prawiroatmodjo 1987) . Disamping itu, dalam bahasa Sanskerta, kata grha dimaknai jadi rumah.

Dalam perubahannya, arti graha berubah jadi rumah lux, rumah besar, rumah yg indah, sampai singgasana. Hasilnya, bermunculan gedung serta perumahan yg bernama graha.

Hmmm… apa kekeliruan trik pembacaan nama yg sejak mulai awal barusan di sebutkan ikut mempengaruhi pergeseran arti?

Entahla~

Yang pasti, bila kamu mencari grha di KBBI, kamu tak kan menemukannya. KBBI udah menyempurnakan tulisan kata ini jadi gerha, yg punyai dua arti, ialah : 1) istri, permaisuri ; serta 2) bangunan, kantor, hunian, dan seterusnya.

Mengenai kata graha sendiri berarti ‘menangkap’ serta ‘buaya’, dan disebut yaitu bentuk tak baku dari kata ‘gerha’ diatas.

Bagaimana? Mudeng apakah mubeng?

Nga papi, pelan-pelan saja mahaminnya lantaran ini berat. Namun, kamu pastinya kuat, buat bahasa kita bersama~

Yang pasti, bila Maia Estianty membaca tulisan ini di sela-sela waktu istirahat jadi juri Indonesian Idol, mungkin beliau bakal bergumam,

“Leeelakiii graha darat, busyet, saya tertipu lagiii~”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar