Senin, 26 Agustus 2019

Inilah Penyebab Pasar Besi Kota Pekalongan Terendam Air

Pedagang di Pasar Besi Pekalongan Utara pelihara ikan nila di genangan air rob yang terletak di komplek pasar.
Baca Juga: harga besi hollow
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kota Pekalongan.
Protes dilakukan karena Pasar Besi yang sudah ada sejak 1984 itu tak diperhatikan kondisinya oleh Pemkot.
Bangunan hampir rubuh, serta rusaknya fasilitas membuat sejumlah pedagang meninggalkan kiosnya.
Zakaria (49) warga Pekalongan Utara, satu di antara pedagang menuturkan kepada Tribunjateng.com, sudah puluhan tahun Pasar Besi tak diperhatikan oleh Pemkot.
“Sampai saya memelihara ikan nila genangan air rob, biar saja biar pemerintah tahu keadaan Pasar Besi ini memprihatinkan karena rob,” jelasnya, Senin (12/8/2019).
Dilanjutkannya, Pasar Besi mengalami masa jaya pada 2005 lalu, di mana pedagang bisa menjual 2 ton besi setiap hari.
“Kalau sekarang paling di bawah 1 kwintal, itu pun tidak mesti. Melihat kondisi pasar seperti ini, banyak pedagang meninggalkan lapak,” paparnya.
Menurutnya, dari 50 pedagang yang masih bertahan dengan kondisi kerusakan fasilitas dan sepinya pengunjung hanya 10 pedagang.
“Kondisi pasar seperti ini ditambah adanya perusahaan besar yang menjual besi, membuat kami semakin sengsara. Bagaimana tidak, kami harus mencukupi keluarga, belum lagi menguruk lapak agar tidak terendam. Ditambah persaingan bisnis dengan perusahaan besar,” tutur Zakaria.
Sementara itu Tolip (35) pedagang lainya, hanya bisa pasarah dengan kondisi pasar yang tak terurus.
Artikel Terkait: ukuran besi beton
“Mau bagaimana lagi, bisa dilihat sendiri kondisinya. Padahal beberpa tahun lalu pasar ini menjadi pemasok besi untuk perbaikan kapal di Kota Pekalongan, namun ya sekarang seperti ini tak terurus,” tambahnya.

Inilah Kisah Android, dari OS Kamera hingga Logo yang Terinspirasi Toilet

Siapa tak kenal Android? Sistem operasi mobile berlogo robot hijau ini adalah yang paling banyak ditemui di berbagai gadget modern. Maklumlah, pangsa Android di pasaran OS smartphone mencapai 86,7 persen pada Juni 2019, jauh lebih besar dari iOS yang hanya 13,3 persen di urutan kedua, menurut data firma riset IDC.
Baca Juga: harga closet duduk murah
Android tak begitu saja menjelma jadi pemain dominan. OS besutan Google tersebut telah mengalami perjalanan panjang selama lebih dari 10 tahun. Awalnya untuk kamera Sebuah perusahaan bernama Android Inc. berdiri pada 2003 di Palo Alto, California.
Didirikan oleh Rich Miner, Nick Sears, Chris White, dan Andy Rubin, Android Inc. sesumbar akan membuat "perangkat mobile pintar" yang hari ini lazim disebut sebagai "smartphone".
Awalnya, Android OS dirancang sebagai sistem operasi kamera digital. Android OS yang terpasang di kamera bisa langsung dihubungkan ke PC tanpa kabel (wireless) dengan mengoneksikan ke Android Data Center, sebagai server penyimpanan foto online.
Tapi pada 2004, pangsa pasar kamera digital menurun. Android Inc. mencoba menanamkan software bikinannya ke dalam ponsel. "Platform yang sama, sistem operasi yang sama dengan yang kami rancang untuk kamera, berubah menjadi Android untuk smartphone," ujar Rubin dalam sebuah kesempatan.
Babak baru dimulai pada 2005, kala Android Inc. diakuisisi Google. Pengembangan Android OS berlanjut dengan basis Linux. Rubin kemudian menjabat sebagai kepala Android sejak 2013 hingga mundur pada 2014, dan mendirikan startup sendiri.
Sejak diakuisisi Google, Android mulai mencari celah komersial dengan menawarakan layanan sebagai OS open-source ke pihak ketiga. Essential, Smartphone Buatan Bapak Android Resmi Meluncur Ciri khas nama makanan "manis" Salah satu taman di kantor pusat Google yang terletak di Mountain View, California, AS.
Dari tahun ke tahun, penggemar Android menantikan nama versi Android baru yang disematkan. Sebab, Android punya keunikan, menggunakan nama makanan manis atau kudapan sebagai nama versi sistem operasinya.
Tapi pada awalnya, Android 1.0 tidak memiliki kode nama tersebut. Barulah pada 2009, ketika merilis Android versi 1.5, Google memberikan nama versi OS tersebut dengan nama Cupcake.
Artikel Terkait: ukuran spandek
Cupcake yang diawali dengan huruf "C" meneruskan penamaan Android Alfa dan Beta sebelumnya. Sejak saat itu, penamaan versi Android terbaru selalu menggunakan nama makanan manis, sesuai urutan abjad. "Karena perangkat membuat hidup kita manis, setiap versi Android diikuti dengan nama dengan kudapan," ujar Google saat perilisan Android 4.4 KitKat, dikuti dari Android Authority.

Alasan Revitalisasi Stadion Sangkuriang Cimahi Dimulai dengan Membangun Basement

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cimahi memastikan anggaran perbaikan Stadion Sangkuriang yang tersedia difokuskan untuk pembangunan struktur bangunan dan tempat parkir basement. Hasil perhitungan, Bantuan Provinsi Jawa Barat Rp 100 miliar belum bisa menyentuh bangunan utama stadion.
Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas PUPR Kota Cimahi, Deni Hendiani mengatakan hal itu, Minggu 25 Agustus 2019. "Anggaran Rp100 miliar hanya cukup untuk struktur basement sekaligus pengerukannya, sulit kalau untuk stadionnya," ujarnya.
Rencananya, pengerjaan fisik perbaikan stadion yang ada di Jalan Sangkuriang, Kota Cimahi itu bakal dilaksanakan tahun 2020 mendatang.
Jika pengerjaan dialihkan ke bangunan utama struktur terlebih dahulu, lanjut Deni, maka bisa menimbulkan bermasalah lain karena tidak tersedianya lahan parkir bagi pengunjung ke stadion.
Baca Juga: genteng metal
"Kalau inginnya stadion dulu atau Rp100 miliar itu selesai saja, ya tidak bisa. Stadionnya beres tapi nanti tidak ada lahan parkir, artinya menimbulkan masalah baru," katanya.
Kebutuhan material untuk pengerjaan fisik tahun depan dengan anggaran Rp100 miliar di antaranya tiang pancang, dinding full beton, dan besi kerangka basement.
"Itu kebutuhan utamanya, nanti bagian basement akan dilapisi beton secara keseluruhan. Tiang pancangnya harus kokoh, jadi pakai material terbaik," tuturnya.
Berdasarkan Detail Engineering Design (DED) yang dibuat pada tahun 2018, kebutuhan anggaran perbaikan Stadion Sangkuriang sebesar Rp 278 miliar.
"Perbaikan akan ikut DED, jadi tidak bisa seenaknya mengubah DED. Memang kebutuhan anggarannya kurang, tapi bisa diakali dari pendampingan APBD," jelasnya.
Selain membuat basement, pihaknya juga bakal membongkar eksisting bangunan GOR Sangkuriang. Posisinya bakal dipindah ke depan pintu gerbang utama Stadion Sangkuriang.
"Kita bongkar dulu GOR yang sekarang, nanti digeser ke depan gerbang utama jadi disambungkan dengan koridor," tuturnya.
Diberitakan Pikiran Rakyat sebelumnya, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna memastikan revitalisasi Stadion Sangkuriang akan berlangsung mulai tahun 2020 mendatang.
"InsyaAllah mulai tahun 2020 pembangunan fisik untuk perbaikan Stadion Sangkuriang bakal dilakukan," ujarnya.
Tak hanya stadion, revitalisasi yang bakal dilakukan termasuk peningkatan sarana prasarana pendukung. Terutama, pembuatan lahan parkir di basement dan merobohkan Gor Sangkuriang untuk menjadi area sarana olahraga terbuka.
Namun, perbaikan kemungkinan tidak akan langsung rampung seluruhnya. Sebab, Pemkot Cimahi baru mengantongi anggaran revitalisasi Sangkuriang yang bersumber dari bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp100 miliar. Bantuan tersebut juga menanti kepastian karena masih dalam pembahasan APBD Provinsi Jabar 2020.
"Kalau dari APBD Kota Cimahi, jujur saja agak berat. Jadi upayakan melalui bantuan, akan coba mengajukan Kemenpora. Kalau secara lisan sudah berbicara tinggal ditindaklanjuti," ucapnya.
Ajay berharap masyarakat bisa bersabar menunggu proses revitalisasi Sangkuriang sebagai stadion kebanggaan Kota Cimahi sebab anggaran yang diperlukan sangat besar. Apalagi, Kota Cimahi kini memiliki klub sepakbola PSKC yang sedang berlaga di Super Jalapa Liga 3 dengan target lolos ke Liga 2 pada musim depan, sehingga bakal membutuhkan stadion homebase.
Artikel Terkait: harga genteng
"Kita upayakan agar selesai sepenuhnya, meski bertahap tapi tidak terlalu lama. Masyarakat nanti bisa menikmati fasilitas yang ada di stadion itu," tandasnya.

Cara Indag Jawa Barat Memantau Besi Beton Tidak Sesuai Spesifikasi SNI

Sedikitnya lima merek dagang besi beton yang beredar di Kecamatan Soreang dan Cangkuang, Kabupaten Bandung terindikasi mengelabui konsumen. Ini karena meskipun mencantumkan label Standar Nasional Indonesia (SNI), ukuran produk tersebut tidak sesuai spesifikasi. Hal itu terungkap saat tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah penjual di dua kecamatan tersebut, Rabu, 14 Agustus 2019.
Baca Juga: seng galvalum
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen pada Dinas Indag Jawa Barat Bismark mengatakan, pihaknya menggelar sidak tersebut sesuai dengan instruksi dari pusat. "Instruksi tersebut turun karena pusat sudah banyak menerima keluhan dari konsumen terkait besi beton yang tidak sesuai standar dan membahayakan konsumen saat digunakan untuk bangunan," ujarnya.
Dalam sidak kali ini, Bismark mengaku pihaknya menemukan sedikitnya lima merek dagang besi beton yang terindikasi mengelabui konsumen. Ia mencontohkan besi beton bermerek dagang PCI yang dijual di salah satu toko di Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang.
Merek dagang tersebut mendistribusikan besi beton dalam tiga ukuran diameter yaitu 8, 10 dan 12 milimeter yang sebenarnya mencantumkan label SNI di toko tersebut. Namun ukuran riilnya hanya 7,0 milimeter untuk besi 8; 8,8 milimeter untuk besi 10, dan 10,6 milimeter untuk besi 12.
Hal serupa ditemukan pada merek dagang MSI di Kecamatan Cangkuang yang hanya berukuran 7,46 milimeter untuk besi 8 dan 9,22 milimeter untuk besi 10. Selain itu ada juga besi 10 merek dagang DAS yang hanya berukuran riil 8,24 milimeter serta besi 12 merek SSTY berukuran 11,5 milimeter dan besi 8 merek JSM berukuran 7,03 milimeter.
"Standar toleransi yang diberikan hanya sekitar 0,4 milimeter. Jadi seharusnya kalau besi 12 ukuran riilnya minimal 11,6 milimeter. Begitu juga untuk besi 10 minimal 9,6 milimeter dan besi 8 minimal 7,6 milimeter," kata Bismark.
Menurut Bismark, temuan dalam sidak kali ini jauh berbeda dengan sebelumnya di wilayah Kota Bandung. "Di Kota Bandung kami tidak menemukan ukuran besi beton yang jauh di bawah standar toleransi," ucapnya.
Bismark menegaskan, pihaknya akan melaporkan temuan tersebut ke pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti ke produsen atau distributornya. Sementara para penjual dibina untuk tidak lagi menerima besi beton tak sesuai standar dari distributor dan untuk barang yang sudah ada, mereka ditekankan untuk tidak menjualnya ke konsumen dan justru mengembalikannya ke distributor.
Sementara itu penjual besi beton di Soreang, David Gunawan (42) mengakui dirinya teledor karena tidak memeriksa kembali barang yang dikirim distributor. Namun ia sama sekali tidak mengetahui bahwa barang tersebut ternyata tidak sesuai ukuran semestinya.
"Sejauh ini tidak ada konsumen yang mengeluh, sehingga kami tidak tahu kalau ternyata tidak sesuai yang tertulis di produk. Yang kami tahu pokoknya hanya diperbolehkan menerima yang memiliki label SNI. Setelah tahu begini saya akan lapor ke distributor untuk mengembalikannya," kata David.
Pilihan Redaksi: harga list gypsum
Hal serupa diungkapkan oleh pedagang Kecamatan Cangkuang, Aceng (45) yang mengaku juga pernah didatangi aparat kepolisian sebelum didatangi tim dari Indag Jabar. "Gara-gara besi beton yang tidak sesuai standar SNI, toko saya pernah ditutup sampai sekitar sebulan untuk kepentingan penyelidikan," ujarnya.
Aceng mengaku hal itu cukup merugikan karena dalam sebulan tersebut ia tak mendapatkan penghasilan sama sekali. Bahkan setelah tokonya kembali buka pun, ia kehilangan banyak langganan yang lari ke toko lain.
"Padahal sebenarnya barang seperti itu juga dijual di toko lain, karena dulu saya jual yang sesuai standar harganya mahal jadi konsumen lari ke toko lain. Kalau memang aturan harus ditegakan saya akan ikuti, tetapi harus diterapkan untuk semua. Jangan sampai ada satu toko pun yang menjual besi beton yang tak sesuai standar," tutur Aceng.