Jumat, 07 Desember 2018

Inilah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Perlu Dievakuasi

Saya lulusan program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia serta Daerah (PBSID) , FKIP, UMS tahun 2012. Membaca porgram studi itu kadangkala saya bingung sendiri. Pokoknya itu jurusan buat belajar berubah menjadi guru Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah (Bahasa Jawa) . Untungnya, saat ini Daerah-nya dihapus, jadi PBSI : Pendidikan Bahasa serta Sastra Indonesia. Lebih enak terdengar.

Oya, saya lulus S1 sehabis menuntaskan kuliah sepanjang 4 tahun 5 bulan. Ada narasi privat terkait hal semacam itu kedepannya.

Kesempatan ini bakal kubagikan pengalaman sukai duka berubah menjadi mahasiswa PBSI. Apakah yg bakal kusampaikan sebatas dari pojok pandangku saja. Super subyektif jadinya. : D

Berikut ini sejumlah derita berubah menjadi mahasiswa Pendidikan Bahasa serta Sastra Indonesia. .

1. Di pandang Sisi Mata
Banyangkan dialog begini kala reuni dengan kawan-kawan SMP atau SMA.
“Hai, saat ini kuliah dimana? Mengambil jurusan apakah? ”
“Bahasa Inggris, ” jawab seseorang temanmu.
“Wow, hebat. ”

Baca Juga: contoh teks eksplanasi

“Matematika. ”
“Kamu bener-bener pinter sejak mulai SMP. ”

“Teknik Kabar serta Komunikasi. ”
“Wah, pengin jadi master pc atau internet, nih. ”

“Kedokteran. ”
“Hebat sekali kamu. ”

“PGSD. ”
“Sekarang memang kembali diperlukan banyak guru SD. Ringan mencari kerja kelak. ”  Sumber: http://bospengertian.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar