Senin, 22 April 2019

Penyebab Akademisi Sebut Pemilih Jatim Sudah Matang Tentukan Pilihan

Mendekati dua hari coblosan Pemilu 2019, Ahli Komunikasi Politik Kampus Airlangga Surabaya, Suko Widodo menyebutkan tempat pemilih di Jawa Timur telah dalam tempat masak. Berarti mereka telah dalam tempat mempunyai pilihan mantap serta sulit untuk beralih pilihan.

"Ini ibaratnya buah telah masak, berarti pada tempat ini kelompok inforcement atau peneguhan lagi untuk lakukan kampanye relatif tidak punya pengaruh," kata Suko, Senin (15/4/2019).

Kalau masih tetap ada yang berjalan lakukan publikasi, atau penguatan di waktu tenang seperti ini hari, menurut Suko, cuma berbentuk meningkatkan pengetahuan saja. Tetapi sulit untuk dapat mengubah pilihan dari satu calon ke calon lainnya. Khususnya untuk Pemilihan presiden.

Selanjutnya, Suko menyebutkan, bila ada perpindahan pilihan, kemungkinannya kecil. Ditambah lagi bila faktornya ialah masih tetap terdapatnya giat kampanye atau ajakan walau berbentuk tertutup.

Yang dapat membuat seorang pemilih geser pilihan ada banyak unsur. Dua salah satunya ialah bila calon yang dipilihnya terjegal masalah hukum, atau ke-2 ialah sebab rivalnya lakukan kampanye memakai money politics.

Baca Juga: teori komunikasi organisasi

"Tetapi untuk masalah ini (yang geser pilihan sebab politik uang) sedikit. Berdasar pada survey survei yang ada, peluang cuma seputar 15 % saja," tegas Suko.

Tetapi pada umumnya, Suko menjelaskan, seorang yang terserang intervensi di mana saja akan menimbulkan entitas dalam dianya. Yang umumnya kegoyahan berlangsung mustahil sebab uang.

Artikel Terkait: Retensi

"Jika dalam teori politik contohnya sebab ketakutan, sebab material, tetapi contohnya dalam masalah di Jawa timur terutamanya di Madura, saya yakin jika pemilih disana tidak begitu dipengaruhi dari banyak interfensi," tuturnya.

Waktu di tanya apa ini sangat mungkin hasil di Pemilihan presiden 2014 akan terulang lagi di Madura, Suko menjelaskan, belum pasti. Karena hasil di Pemilu 2019 kelak bergantung dari relationship aktor politik dengan penduduk pemilih di Madura.

"Geser tidaknya, bergantung dampak aktor politik disana, termasuk juga pada publik figurnya. Dari mulai ketua partai, pejabat, akademisi atau profesional dari sana dalam membuat komunikasi politik dengan pemilih," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar